Pontianak – Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia bersama PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) meresmikan D’MUA Community, sebuah komunitas make-up artist (MUA) yang beranggotakan perempuan penyandang disabilitas di Kalimantan Barat. Komunitas ini lahir dari inisiatif program Srikandi Movement yang mengusung tema "Woman Support Woman". Program ini bertujuan untuk mendukung perempuan difabel agar mampu berwirausaha di bidang kecantikan dan tata rias.
Pembina Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia, Mustaat Saman, menjelaskan bahwa terbentuknya D’MUA Community merupakan bagian dari visi yayasan untuk menciptakan 100 unit usaha bagi penyandang disabilitas. Yayasan ini berkomitmen mendukung kemandirian ekonomi kelompok difabel dengan menyediakan pelatihan dan pendampingan yang relevan dengan kebutuhan pasar. Menurut Mustaat, usaha di bidang make-up artist dipilih karena memiliki peluang yang besar untuk berkembang di Kalimantan Barat, terutama dengan semakin tingginya permintaan terhadap jasa tata rias.
Ketua Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia, Adi Warna, menambahkan bahwa pelatihan yang diberikan kepada peserta tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis merias wajah, tetapi juga mencakup pengembangan mental wirausaha. Para perempuan difabel yang tergabung dalam D’MUA Community mendapatkan pelatihan intensif selama tiga hari dari Liyan Mirzani Make-Up Studio, salah satu studio tata rias terkemuka di Kalimantan Barat. Selain itu, mereka juga diberikan satu set alat make-up sebagai modal awal untuk memulai usaha.
Adi Warna berharap D’MUA Community tidak hanya menjadi sarana pemberdayaan perempuan difabel, tetapi juga menjadi langkah awal menuju pengembangan wirausaha inklusif di Kalimantan Barat. Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia bertekad untuk terus memperluas program ini dan menciptakan lebih banyak peluang bagi kelompok difabel untuk menjalankan usaha yang berkelanjutan. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk PLN, Adi yakin bahwa program ini dapat berkembang lebih luas dan menyentuh lebih banyak penyandang disabilitas di berbagai daerah.
Peresmian D’MUA Community juga mendapat dukungan dari berbagai tokoh perempuan inspiratif di Kalimantan Barat, seperti Ketua PMI Kalbar, Lismaryani, yang memberikan apresiasi atas komitmen yayasan dan PLN dalam mewujudkan inklusivitas. Lismaryani berharap program ini dapat menjadi inspirasi bagi institusi lain untuk lebih peduli dan mendukung pemberdayaan kelompok difabel. (Editor: Denro)